LAPORAN PENELITIAN BIOLOGI
“Pemanfaatan
Air Susu Basi Sebagai Nutrisi Pertumbuhan Tanaman Kersen (Muntingia
calabura)”
Disusun Oleh:
Laily Ulandaru (24/XII IPA 2)
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI I JETIS
Tahun Ajaran
2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Susu
merupakan cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu
mamalia betina. Di dalam susu terkandung vitamin B2, vitamin A, protein, serta
terdapat bermacam-macam asam amino yang penting untuk pertumbuhan. Saat masih
berada dalam kelenjar susu, susu dinyatakan steril. Namun apabila sudah terkena
udara, susu sudah tidak bisa dijamin kesterilannya. Adapun syarat susu yang
baik meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau, berat jenis, kekentalan,
titik beku, titik didih, dan tingkat keasaman (Dikutip dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas).
Banyak
rumah sakit di Kabupaten Bantul, yang setiap saat menghasilkan limbah yang
salah satunya yaitu susu basi, belum menemukan cara untuk memanfaatkannya
padahal kandungan yang ada di dalam susu sangat bernutrisi tinggi, sehingga
susu yang sudah basi tersebut hanya dibuang begitu saja karena susu yang sudah
mulai basi akan terlihat tidak segar dan tidak baik untuk di konsumsi. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini peneliti ingin mencoba memanfaatkan air susu
basi sebagai nutrisi terhadap pertumbuhan tanaman kersen yang diketahui bahwa
pemberian nutrisi adalah salah satu faktor pertumbuhan tanaman.
B.
Rumusan
Masalah
-
Bagaimanakah pengaruh
air susu basi sebagai nutrisi pertumbuhan tanaman kersen (Muntingia
calabura)?
-
Bagaimanakah pemberian
volume air susu basi yang tepat sebagai nutrisi pertummbuhan tanaman kersen (Muntingia
calabura)?
C.
Tujuan
-
Mengetahui pengaruh air
susu basi sebagai nutrisi pertumbuhan tanaman kersen (Muntingia calabura).
-
Mengetahui volume air
susu basi sebagai nutrisi yang tepat untuk pertumbuhan tanaman kersen (Muntingia
calabura).
D.
Manfaat
Penelitian
1. Bagi
Siswa
-
Sebagai referensi untuk
pembuatan laporan penelitian.
2. Bagi
Masyarakat
-
Memberikan sumbangan
informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan air susu basi sebagai nutrisi
pertumbuhan tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan
adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak dapat balik),
dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada
proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan
dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan
adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan sejajar dengan
pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan proses yang
tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif,
tidak dapat dinyatakan dengan angka.
Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji.
Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi
karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses
imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan
a. Faktor luar
1.
Nutrisi
Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang
diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur yang
diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro.
2.
Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan
fotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan
adalah menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga
dapat menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan
dua kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam
jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi
tidak normal. Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi.
3.
Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu
terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim
menjadi tidak aktif.
4.
Kelembaban atau kadar air
Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan
akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit
yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel
lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
b. Faktor
dalam
Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormon
yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang
dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang
berfungsi secara fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh
bagian-bagian dari tumbuhan.
B. Gambaran
Tentang Tanaman Kersen
· Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Subclass : Dilleniidae
Order : Malvales
Family : Elaeocarpaceace
Genus : Muntingia L.
Species : Muntingia calabura L.
Kersen, berbentuk pohon, berwarna coklat
keputih-putihan, batang berkayu (lignosus), silindris, permukaan batang berbulu
halus, percabangan simpodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh
cabang ada yang condong ke atas dan ada yang mendatar.
Manfaat Muntingia calabura L. :
Kandungan buah kersen setiap 100 gram kersen
terkandung : air (77,8 gram), protein (0,384 gram), Lemak (1,56 Gram),
karbohidrat (17,9 gram), serat (4,6 gram), abu (1,14 gram), kalsium (124,6 mg),
fosfor (84mg), Besi (1,18 mg), karoten (0,019g), tianin (0,065g), ribofalin
(0,037g), niacin (0,554 g) dan kandungan vitamin C (80,5 mg) nilai energi yang
dihasilkan adalah 380KJ/100 gram. Buah kersen juga dapat dijadikan
selai. Di Meksiko, buah kersen dijual di pasar. Kayu kersen lunak dan mudah
kering, sangat berguna sebagai kayu bakar. Kulit kayunya yang mudah dikupas
digunakan sebagai bahan tali dan kain pembalut. Daunnya dapat dijadikan semacam
teh. Pohon kersen khususnya berguna sebagai pohon peneduh di pinggir jalan.
Pohon kecil ini awalnya sering tumbuh sebagai semai liar di tepi jalan, selokan,
atau muncul di tengah retakan tembok lantai atau pagar, dan akhirnya tumbuh
dengan cepat, biasanya dibiarkan saja membesar sebagai pohon naungan. Sebab
itulah pohon kersen acapkali ditemukan di wilayah perkotaan yang ramai dan
padat, di tepi trotoar dan lahan parkir, di tepi sungai yang tidak terurus atau
di tempat-tempat yang biasa kering berkepanjangan.
C.Gambaran Tentang Susu yang Baik
Saat masih berada di dalam kelenjar
susu, susu dinyatakan steril. Namun, apabila
sudah terkena udara, susu sudah tidak bisa dijamin
kesterilannya. Adapun syarat susu yang baik meliputi banyak faktor, seperti
warna, rasa, bau, berat jenis, kekentalan, titik beku, titik didih, dan tingkat keasaman.
Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan
pakannya. Warna susu normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning
keemasan. Warna putihnya merupakan hasil dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak,
protein, dan mineral yang ada di dalam
susu. Lemak dan beta
karoten yang larut menciptakan warna kuning, sedangkan apabila
kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan muncul. Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih)
yang disebabkan adanya kandungan gula laktosa dan garam
mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah bila
terkena benda-benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja
enzim dalam tubuh ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan
nantinya. Bau susu umumnya sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena
faktor di atas.
D.Resensi mengenai pengaruh susu bagi pertumbuhan tanaman
Ada beberapa kelemahan untuk
membasahi tanaman Anda dengan susu bukan dengan air. Salah satu yang utama
adalah bau. Mengingat beberapa hari setelah mulai mengelola susu untuk tanaman
Anda, Anda mungkin akan menemukan bau yang kuat dan sangat tidak menyenangkan
menembus lingkungan Anda. Selain itu, gula meningkat dan laktosa di dalam tanah
akan segera menyebabkan bakteri dan jamur untuk tumbuh. Paling sering, tanaman
yang dibasahi dengan susu akan layu dan mati dalam beberapa hari atau minggu.
Tanaman tidak dapat mensintesis sebagian besar bahan organik dalam susu.
Laktosa dan lemak dalam susu yang tidak dibutuhkan oleh tanaman, karena dapat
mengekstrak makanan yg dibutuhkan secara langsung dari tanah. Tanaman juga tidak membutuhkan karbohidrat yang
mengandung susu. Sedangkan
protein dalam susu adalah nitrogen yang kaya, juga tidak dalam bentuk yang
dapat digunakan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi
dan waktu pelaksanaan
-Waktu penelitian : tanggal 26
Agustus 2011 – 02 September 2011
-Tempat : SMA N 1 Jetis
-Objek : tanaman kersen (Muntingia calabura)
B.Variabel
penelitian
- Variabel bebas :
|
volume air susu basi
20 ml dan 50 ml.
|
- Variabel terikat :
|
pertumbuhan tanaman
kersen yang indikatornya berupa tinggi batang dan banyaknya daun.
|
- Variabel kontrol :
|
pertumbuhan tanaman
kersen yang disiram dengan air sumur sebanyak 50 ml.
|
C. Alat
dan bahan
a) Alat
:
-
Pot sebanyak 9 pot
-
Penggaris
-
Gelas ukur
b) Bahan
:
-
Tanaman kersen sebanyak
9 tanaman
-
Tanah
-
Air susu basi
-
Air sumur
D.Langkah
kerja
1. Menyiapkan
alat dan bahan.
2. Memilih
tanaman kersen yang tinggi batang dan jumlah daunnya sama.
3. Memberi
label pada setiap pot tanaman.
4. Mengisi
pot dengan tanah yang sama rata.
5. Menanam
tanaman kersen ke dalam setiap pot masing-masing pot sebanyak 1 (satu) tanaman.
6. Menyiram
tanaman dengan frekuensi sehari sekali dengan ketentuan :
-
Pot A (A1, A2, A3)
disiram dengan 50 ml air sumur.
-
Pot B (B1, B2, B3)
disiram dengan air susu basi sebanyak 50 ml.
-
Pot C (C1, C2, C3)
disiram dengan air susu basi sebanyak 20 ml.
E.Rancangan
penelitian
1.Deret A : Pot A1, A2, A3 disiram dengan air sumur
sebanyak 50 ml sehari sekali, dilakukan pendataan sehari sekali.
2.Deret B : Pot B1, B2, B3 disiram dengan air susu
basi sebanyak 50 ml sehari sekali, dilakukan pendataan sehari sekali.
3.Deret C : Pot C1, C2, C3 disiram dengan air susu
basi sebanyak 20 ml sehari sekali, dilakukan pendataan sehari sekali.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
pengamatan
1.
Tabel
B. Pembahasan
1.Pot A (A1, A2, A3)
Pada tanaman kersen yang disiram dengan air sumur sebanyak 50 ml di dalam
pot deret A tumbuh sangat subur, rata-rata tinggi batangnya pun jauh lebih
tinggi daripada tanaman kersen di dalam pot deret B maupun pot deret C.
Rata-rata tinggi batang pada tanaman kersen di dalam pot A yaitu 5,4 cm.
Sedangkan jumlah daun yang dihasilkan juga sangat banyak, rata-ratanya mencapai
sekitar 14 daun. Hal tersebut dikarenakan, tanah yang terkena siraman air sumur
dapat menyimpan cadangan air dengan baik, dan semakin tinggi kadar air, pertumbuhan akan semakin cepat. Karena lebih banyak kadar
air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan pembentangan
sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya.
2.Pot
B (B1, B2, B3)
Pada tanaman kersen yang disiram
dengan air susu sebanyak 50 ml di dalam pot deret B pertumbuhannya sedikit
terhambat daripada tanaman kersen di dalam pot deret A, rata-rata tinggi
batangnya mencapai sekitar 4,6 cm, tetapi rata-rata tersebut lebih tinggi
dibandingkan dengan tanaman kersen yang ada pada deret C. Rata-rata jumlah
daunnya juga lebih sedikit dari pot deret A, yaitu mencapai 9 daun. Hal
tersebut dikarenakan volume penyiramannya lebih banyak dari tanaman kersen pada
pot deret C. Pertumbuhan tanaman kersen pada pot deret B ini juga kurang subur
dari tanaman kersen pada pot deret A, karena air susu yang sebetulnya digunakan
sebagai nutrisi pertumbuhan, tetapi tanah yang dihasilkan dari penyiraman
tersebut justru menjadi padat (berbongkah-bongkah) sehingga tanah tidak mampu
menyimpan cadangan air, selain itu dapat menyebabkan bakteri dan jamur tumbuh
sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman kersen.
3.Pot C (C1, C2, C3)
Pada
tanaman kersen yang disiram dengan air susu sebanyak 20 ml di dalam pot deret C
pertumbuhannya sangat terhambat daripada tanaman kersen yang ada dalam pot
deret A maupun pot deret B, rata-rata tinggi batangnya mencapai sekitar 4,1 cm,
rata-rata tinggi batang tersebut jauh lebih rendah daripada tanaman kersen yang
ada dalam pot deret B maupun pot deret C.
Rata-rata jumlah daun yang dihasilkan juga jauh lebih sedikit dari
tanaman kersen yang terdapat pada pot deret B maupun pot deret C, yaitu
mencapai 8,5 daun. Hal tersebut dikarenakan volume penyiramannya lebih sedikit
dari tanaman kersen pada pot deret B. Pertumbuhan tanaman kersen yang terdapat
di dalam pot deret C ini sangat terhambat karena tanaman tersebut kekurangan
air, sedangkan tanah hasil penyiraman dengan air susu tidak dapat menyimpan
cadangan air. Semakin rendah kadar air maka semakin rendah pula pertumbuhannya.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
· Susu
mengandung mineral dan kalsium yang dapat membuat tanah menjadi padat
(berbongkah-bongkah) sehingga tanah tidak dapat menyimpan cadangan air.
· Tanaman
yang disiram dengan menggunakan air susu basi akan lambat pertumbuhannya,
karena tanah yang dihasilkan dari penyiraman dengan air susu basi menjadi tidak
lembab.
· Tanaman
yang disiram dengan air sumur akan lebih cepat perkecambahannya dibandingkan
dengan tanaman yang disiram dengan air susu basi.
B.
Saran
· Memerlukan
penelitian ulang agar dapat digunakan sebagai pembanding data.
· Memerlukan
ketelitian dalam pengukuran tinggi batang.
· Data
yang diperoleh harus dilaporkan dalam bentuk yang sesungguhnya.
· Memerlukan
ketelitian dalam proses perhitungan rata-rata tinggi dan jumlah daun
DAFTAR
PUSTAKA
·
Maryati, Sri, dkk.2007.BIOLOGI untuk SMA Kelas XII.Jakarta:Erlangga.
·
Saktiyono.2008.SeribuPena BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas XII.Jakarta:Erlangga.
menarik,bisa di jadikan referensi buat laporan saya!
BalasHapusmakasih